Etimologi
Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah
sajada dimana
sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata
masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata
masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan".
[1]Kata
masjid dalam
bahasa Inggris disebut
mosque. Kata
mosque ini berasal dari kata
mezquita[1] dalam
bahasa Spanyol. Dan kata
mosque kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas
[2].
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Masjid khas Minangkabau di tahun 1895.
Menara-menara, serta kubah masjid yang besar, seakan menjadi saksi betapa jayanya
Islam pada kurun abad pertengahan. Masjid telah melalui serangkaian tahun-tahun terpanjang di sejarah hingga sekarang. Mulai dari
Perang Salib sampai
Perang Teluk. Selama lebih dari 1000 tahun pula, arsitektur Masjid perlahan-lahan mulai menyesuaikan bangunan masjid dengan
arsitektur modern.
[sunting]Masjid pertama
Ketika Nabi Muhammad saw tiba di
Madinah, beliau memutuskan untuk membangun sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama
Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat
Madinah. Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw
[1]. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin.
[sunting]Penyebaran masjid
Masjid kemudian dibangun di daerah luar Semenanjung
Arab, seiring dengan kaum
Muslim yang bermukim di luar Jazirah Arab.
Mesir menjadi daerah pertama yang dikuasai oleh kaum
Muslim Arab pada tahun 640. Sejak saat itu,
Ibukota Mesir,
Kairo dipenuhi dengan masjid. Maka dari itu,
Kairo dijuluki sebagai kota seribu menara.
[4]Beberapa masjid di
Kairo berfungsi sebagai sekolah Islam atau madrasah bahkan sebagai rumah sakit.
[5]Masjid di
Sisilia dan
Spanyol tidak menirukan desain arsitektur
Visigoth, tetapi menirukan arsitektur bangsa
Moor.
[6]Para ilmuwan kemudian memperkirakan bahwa bentuk bangunan pra-Islam kemudian diubah menjadi bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi, seperti contoh lengkung tapal kuda di pintu-pintu masjid.
[7]Menara Masjid Raya Xi'an di Xi'an,
CinaMasjid pertama di Cina berdiri pada abad ke 8 Masehi di Xi'an.
Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi, mengikuti arsitektur Cina. Masjid di bagian barat
Cina seperti di daerah Xinjiang, mengikuti arsitektur Arab, dimana di masjid terdapat kubah dan menara. Sedangkan, di timur
Cina, seperti di daerah Beijing, mengandung arsitektur Cina.
[8]Masjid mulai masuk di daerah India pada abad ke 16 semasa kerajaan
Mugal berkuasa. Masjid di India mempunyai karakteristik arsitektur masjid yang lain, seperti kubah yang berbentuk seperti bawang. Kubah jenis ini dapat dilihat di Masjid Jama, Delhi.
Masjid pertama kali didirikan di
Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke 11 Masehi, dimana pada saat itu orang-orang Turki mulai masuk agama Islam. Beberapa masjid awal di Turki adalah
Aya Sofya, dimana pada zaman Bizantium, bangunan Aya Sofya merupakan sebuah katedral.
Kesultanan Utsmaniyah memiliki karakteristik arsitektur masjid yang unik, terdiri dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang. Masjid di Kesultanan Usmaniyah biasanya mengkolaborasikan tiang-tiang yang tinggi, jalur-jalur kecil di antara shaf-shaf, dan langit-langit yang tinggi, juga dengan menggabungkan
mihrab dalam satu masjid.
[9] Sampai saat ini,
Turki merupakan rumah dari masjid yang berciri khas arsitektur Utsmaniyah.
Secara bertahap, masjid masuk ke beberapa bagian di
Eropa. Perkembangan jumlah masjid secara pesat mulai terlihat seabad yang lalu, ketika banyak
imigranMuslim yang masuk ke Eropa. Kota-kota besar di
Eropa, seperti
Munich,
London dan
Paris memilki masjid yang besar dengan kubah dan menara. Masjid ini biasanya terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan kegiatan sosial untuk para muslim di daerah tersebut. Walaupun begitu, seseorang dapat menemukan sebuah masjid di Eropa apabila di sekitar daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim dalam jumlah yang cukup banyak.
[10] Masjid pertama kali muncul di
Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Masjid yang pertama didirikan di
Amerika Serikat adalah di daerah
Cedar Rapids,
Iowa yang dibangun pada kurun akhir 1920an. Bagaimanapun, semakin banyak imigran Muslim yang datang ke
Amerika Serikat, terutama dari
Asia Selatan, jumlah masjid di
Amerika Serikatbertambah secara drastis. Dimana jumlah masjid pada waktu 1950 sekitar 2% dari jumlah masjid di
Amerika Serikat, pada tahun 1980, 50% jumlah masjid di
Amerika Serikat didirikan.
[11][sunting]Perubahan tempat ibadah menjadi masjid
Masjid Ayasofya, dahulu merupakan gereja
Menurut
sejarawan Muslim, sebuah kota yang ditaklukkan tanpa perlawanan dari penduduknya, maka pasukan
Muslim memperbolehkan penduduk untuk tetap mempergunakan
gereja dan
sinagog mereka. Tapi, ada beberapa gereja dan sinagog yang beralih fungsi menjadi sebuah masjid dengan persetujuan dari tokoh agama setempat. Misal pada perubahan fungsi Masjid Umayyah, dimana khalifah
Bani Umayyah, Abdul Malik mengambil gereja Santo Yohannes pada tahun 705 dari Umat
Kristiani.
Kesultanan Utsmaniyah juga melakukan alih fungsi terhadap beberapa gereja, biara dan kapel di
Istanbul, termasuk gereja terbesar
Ayasofya yang diubah menjadi masjid, setelah kejatuhan kota
Konstantinopel pada tahun 1453 oleh
Muhammad al-Fatih. Beberapa masjid lainnya juga didirikan di daerah suci milik
Yahudi dan
Kristen, seperti di
Yerusalem.
[1] Penguasa Muslim di India juga membangun masjid hanya untuk memenuhi tugas mereka di bidang agama.
Sebaliknya, masjid juga dialih fungsikan menjadi tempat ibadah yang lain, seperti
gereja. Hal ini dilakukan oleh umat
Kristiani di
Spanyol yang mengubah fungsi masjid di selatan
Spanyol menjadi
katedral, mengikuti keruntuhan kekuasaan Bani Umayyah di
selatan Spanyol.
[12]Masjid Agung Kordoba sekarang dialih fungsikan menjadi sebuah gereja. Beberapa masjid di kawasan
Semenanjung Iberia,
Eropa Selatan dan
India juga dialih fungsikan menjadi gereja atau pura setelah kekuasaan Islam tidak berkuasa lagi.
[sunting]Fungsi keagamaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
SalatSemua muslim yang telah
baligh atau dewasa harus menunaikan salat lima kali sehari. Walaupun beberapa masjid hanya dibuka pada hari Jumat, tapi masjid yang lainnya menjadi tempat salat sehari-hari. Pada hari Jumat, semua muslim laki-laki yang telah dewasa diharuskan pergi ke masjid untuk menunaikan salat ke masjid, berdasarkan
Surah Al-Jumu’ah ayat 9:
“ | Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat Jum'at, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.[13] | ” |
|
Umat Muslim sedang melakukan salat di Masjid Umayyah
Salat jenazah, biasanya juga diadakan di masjid. Salat jenazah dilakukan untuk muslim yang telah meninggal, dengan dipimpin seorang imam. Salat jenazah dilakukan di area sektar masjid.
[14] Ketika gerhana matahari muncul, kaum Muslimin juga mengadakan salat khusuf untuk mengingat kebesaran Allah.
[15] Pada dua hari raya atau '
idain,yaitu
Idul Fitri dan
Idul Adha umat Muslim juga melakukan salat. Biasanya, beberapa masjid kecil di daerah
Eropa atau
Amerika akan menyewa sebuah gedung pertemuan untuk menyelenggarakan salat 'Id.
[16] Di
Indonesia, Salat 'Id biasa dilakukan di lapangan terbuka yang bersih dan masjid sekitar.
[sunting]Kegiatan bulan Ramadan
Masjid, pada bulan Ramadan, mengakomodasi umat Muslim untuk beribadah pada bulan
Ramadan. Biasanya, masjid akan sangat ramai di minggu pertama Ramadan. Pada bulan Ramadan, masjid-masjid biasanya menyelenggarakan acara pengajian yang amat diminati oleh masyarakat. Tradisi lainnya adalah menyediakan iftar, atau makanan buka puasa. Ada beberapa masjid yang juga menyediakan makanan untuk sahur. Masjid-masjid biasanya mengundang kaum fakir miskin untuk datang menikmati sahur atau iftar di masjid. Hal ini dilakukan sebagai amal shaleh pada bulan Ramadan.
[17]Pada malam hari setelah salat Isya digelar, umat Muslim disunahkan untuk melaksanakankan salat Tarawih berjamaah di masjid. Setelah salat Tarawih, ada beberapa orang yang akan membacakan Al-Qur'an.
[13] Pada sepuluh hari terakhir di bulan
Ramadan, masjid-masjid besar akan menyelenggarakan I'tikaf, yaitu sunnah
Nabi Muhammad saw. untuk berdiam diri di Masjid ( mengkhususkan hari-hari terakhir ramadan guna meningkatkan amal ibadah ) dan memperbanyak mengingat Allah swt.
[13]Panitia
zakat, biasanya di bentuk secara lokal oleh orang-orang atau para jemaah yang hidup di sekitar lingkungan masjid. Begitu pula dalam pengelolaannya. Namun, untuk masjid-masjid besar seperti di pusat kota, biasanya langsung ditangani oleh
pemerintah daerah setempat.
[sunting]Fungsi sosial
Masjid di Martapura di masa penjajahan. Masjid di banyak kota di Indonesia menjadi bagian tidak terpisahkan dari alun-alun.
[sunting]Pusat kegiatan masyarakat
Banyak pemimpin Muslim setelah wafatnya
Nabi Muhammad saw, berlomba-lomba untuk membangun masjid. Seperti kota
Mekkah dan
Madinah yang berdiri di sekitar
Masjidil Haram dan
Masjid Nabawi, kota
Karbala juga dibangun di dekat makam
Husain bin Ali. Kota
Isfahan,
Iran dikenal dengan Masjid Imam-nya yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Pada akhir abad ke-17,
Syah Abbas I dari
dinasti Safawi di Iran mengubah kota Isfahan menjadi salah satu kota terbagus di dunia dengan membangun Masjid Syah dan Masjid Syaikh Lutfallah di pusat kota. Ini menjadikan kota Isfahan memiliki lapangan pusat kota yang terbesar di dunia. Lapangan ini berfungsi sebagai
pasar bahkan tempat
olahraga.
[18]Masjid di daerah
Amerika Serikat dibangun dengan sangat sering. Masjid biasa digunakan sebagai tempat perkumpulan umat Islam. Biasanya perkembangan jumlah masjid di daerah pinggiran kota, lebih besar dibanding di daerah kota. Masjid dibangun agak jauh dari pusat kota.
[19]Fungsi utama masjid yang lainnya adalah sebagai tempat
pendidikan. Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar baik ilmu keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari dasar sampai menengah, walaupun ada beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari. Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai
sains. Selain itu, tujuan adanya pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi muda kepada masjid. Pelajaran membaca
Qur'an dan
bahasa Arab sering sekali dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah luar Arab, termasuk
Indonesia. Kelas-kelas untuk
mualaf, atau orang yang baru masuk Islam juga disediakan di masjid-masjid di
Eropa dan
Amerika Serikat, dimana perkembangan agama Islam melaju dengan sangat pesat.
[20] Beberapa masjid juga menyediakan pengajaran tentang hukum Islam secara mendalam. Madrasah, walaupun letaknya agak berpisah dari masjid, tapi tersedia bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu keislaman.
[sunting]Kegiatan dan pengumpulan dana
Masjid juga menjadi tempat kegiatan untuk mengumpulkan dana. Masjid juga sering mengadakan
bazar, dimana umat Islam dapat membeli alat-alat ibadah maupun buku-buku Islam. Masjid juga menjadi tempat untuk akad
nikah, seperti tempat ibadah agama lainnya.
Masjid tanah liat di
Djenné,
Mali, secara tahunan mengadakan festival untuk merekonstruksi dan membenah ulang masjid.
[sunting]Masjid dan politik
Di penghujung abad ke-20, peranan masjid sebagai tempat berpolitik mulai meningkat. Saat ini, partisipasi kepada masyarakat mulai menjadi agenda utama masjid-masjid di daerah
Barat. Karena melihat masyarakat sekitar adalah penting, masjid-masjid digunakan sebagai tempat dialog dan diskusi damai antara umat Islam dengan non-Muslim.
Negara yang dimana jumlah penduduk Muslimnya sangat sedikit, biasanya turut membantu dalam hal-hal masyarakat, seperti misalnya memberikan fasilitas pendaftaran pemilih untuk kepentingan pemilu.
[21] Pendaftaran pemilih ini melibatkan masyarakat Islam yang tinggal di sekitar Masjid. Beberapa masjid juga sering berpartisipasi dalam demonstrasi, penandatanganan
petisi, dan kegiatan politik lainnya.
[21]Selain itu, peran masjid dalam dunia politik terlihat di bagian lain di dunia.
[22] Contohnya, pada kasus pemboman Masjid al-Askari di Irak. pada bulan
Februari 2006Imam-imam dan khatib di Masjid al-Askari menggunakan masjid sebagai tempat untuk menyeru pada kedamaian ditengah kerusuhan di
Irak.
[23][sunting]Konflik sosial
Masjid kadang-kadang menjadi sasaran kemarahan umat non-Muslim. Kadangkala kasus persengketan terjadi di beberapa daerah dimana umat Islam menjadi minoritas di daerah tersebut.
[sunting]Pengaruh Saudi
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
WahabiWalaupun
Arab Saudi telah berperan dalam membangun masjid sejak awal abad ke-20, tetapi pada pertengahan abad ke-20,
Arab Saudi menjadi negara yang paling banyak mendukung atau mendonasikan pembangunan masjid di seluruh dunia.
[30] Pada awal 1980-an, pemerintah
Arab Saudi, dibawah kepemimpinan
Khaled dan
Fahd mendonasikan biaya untuk pembangunan masjid di beberapa bagian di dunia. Dana sebesar 45 miliar dolar telah dihabiskan untuk membangun masjid di seluruh dunia. Koran
Ainul Yaqin di
Arab Saudi mencatat bahwa pemerintah
Arab Saudi telah membangun setidaknya 1500 masjid dan lebih dari 2000 pusat Islam di seluruh dunia.
[31] Di
Amerika Serikat dan
Italia, masjid dan pusat pendidikan Islam telah berdiri di
California dan
Roma. Proyek tersebut adalah investasi terbesar bagi pemerintah
Arab Saudi.
[30][32]Masjid Indrapuri di Aceh, akhir abad ke-19, bergaya arsitektur Nusantara. Foto koleksi KITLV.
Bentuk masjid telah diubah di beberapa bagian negara Islam di dunia. Gaya masjid terkenal yang sering dipakai adalah bentuk masjid Abbasi, bentuk T, dan bentuk kubah pusat di
Anatolia. Negara-negara yang kaya akan minyak biasanya membangun masjid yang megah dengan biaya yang besar dan pembangunannya dipimpin oleh arsitek non-Muslim yang dibantu oleh
arsitek Muslim.
Arab-plan atau
hypostyle adalah bentuk-bentuk awal masjid yang sering dipakai dan dipelopori oleh
Bani Umayyah. Masjid ini berbentuk persegi ataupun persegi panjang yang dibangun pada sebuah dataran dengan halaman yang tertutup dan tempat ibadah di dalam. Halaman di masjid sering digunakan untuk menampung jamaah pada hari
Jumat. Beberapa masjid berbentuk
hypostyle ayau masjid yang berukuran besar, biasanya mempunyai atap datar diatasnya, dan digunakan untuk penopang tiang-tiang.
[1] Contoh masjid yang menggunakan bentuk
hypostyle adalah Masjid Kordoba, di
Kordoba, yang dibangun dengan 850 tiang.
[33] Beberapa masjid bergaya
hypostyle memiliki atap melengkung yang memberikan keteduhan bagi jamaah di masjid. Masjid bergaya
arab-plan mulai dibangun pada masa
Abbasiyah dan
Umayyah, tapi masjid bergaya
arab-plan tidak terlalu disenangi.
Kesultanan Utsmaniyah kemudian memperkenalkan bentuk masjid dengan kubah di tengah pada abad ke-15 dan memiliki kubah yang besar, dimana kubah ini melingkupi sebagian besar area salat. Beberapa kubah kecil juga ditambahkan di area luar tempat ibadah.
[34] Gaya ini sangat dipengaruhi oleh bangunan-bangunan dari
Bizantium yang menggunakan kubah besar.
[1] Masjid gaya Iwan juga dikenal dengan bagian masjid yang dikubah. Gaya ini diambil dari arsitektur Iran pra-Islam.
Masjid Hassan II di
Casablanca, mempunyai menara masjid tertinggi di dunia
Bentuk umum dari sebuah masjid adalah keberadaan menara. Menara asal katanya dari bahasa Arab "nar" yang artinya "api"( api di atas menara/lampu) yang terlihat dari kejauhan. Menara di masjid biasanya tinggi dan berada di bagian pojok dari kompleks masjid. Menara masjid tertinggi di dunia berada di
Masjid Hassan II,
Casablanca,
Maroko.
[35]Masjid-masjid pada zaman Nabi Muhammad tidak memiliki menara, dan hal ini mulai diterapkan oleh pengikut ajaran
Wahabiyyah, yang melarang pembangunan menara dan menganggap menara tidak penting dalam kompleks masjid. Menara pertama kali dibangun di
Basra pada tahun
665 sewaktu pemerintahan
khalifah Bani Umayyah,
Muawiyah I, yang mendukung pembangunan menara masjid untuk menyaingi menara-menara lonceng pada
gereja. Menara bertujuan sebagai tempat
muazin mengumandangkan
azan.
[36]Masjid dengan kubah yang besar di Pusat Islam
WinaKubah juga merupakan salah satu ciri khas dari sebuah masjid. Seiring waktu, kubah diperluas menjadi sama luas dengan tempat ibadah di bawahnya. Walaupun kebanyakan kubah memakai bentuk setengah bulat, masjid-masjid di daerah
India dan
Pakistan memakai kubah berbentuk bawang.
[37]Salah satu sudut dalam Masjid dengan
Mihrab pada bagian tengah ruangan
[sunting]Tempat ibadah
Tempat ibadah atau ruang salat, tidak diberikan meja, atau kursi, sehingga memungkinkan para jamaah untuk mengisi
shaf atau barisan-barisan yang ada di dalam ruang salat. Bagian ruang salat biasanya diberi kaligrafi dari potongan ayat Al-Qur'an untuk memperlihatkan keindahan agama Islam serta Al-Qur'an. Ruang salat mengarah ke arah
Ka'bah, sebagai kiblat umat Islam.
[38] Di masjid juga terdapat mihrab dan mimbar.
Mihrab adalah tempat imam memimpin salat, sedangkan
mimbar adalah tempat khatib menyampaikan khutbah.
[39][sunting]Tempat bersuci
Dalam komplek masjid, di dekat ruang salat, tersedia ruang untuk menyucikan diri, atau biasa disebut tempat wudhu. Di beberapa masjid kecil, kamar mandi digunakan sebagai tempat untuk berwudhu. Sedangkan di masjid tradisional, tempat wudhu biasanya sedikit terpisah dari bangunan masjid.
[33][sunting]Fasilitas lain
Masjid modern sebagai pusat kegiatan umat Islam, juga menyediakan fasilitas seperti
klinik,
perpustakaan, dan tempat berolahraga.
[sunting]Aturan dan etiket
Masjid sebagai tempat beribadah kaum muslim, merupakan tempat suci. Oleh karena itu, ada peraturan dan
etiket yang harus dipenuhi ketika berada di masjid.
Pemilihan imam sebagai pemimpin salat sangat dianjurkan, meskipun bukan sebuah kewajiban.
[40] Seorang imam haruslah seorang muslim yang jujur, baik dan paham akan agama
Islam.
[40] Sebuah masjid yang dibangun dan dirawat oleh pemerintah, akan dipimpin oleh
Imam yang ditunjuk oleh pemerintah.
[40] Masjid yang tidak dikelola pemerintah, akan memilih imam dengan sistem pemilihan dengan suara terbanyak. Menurut
Mazhab Hanafi, orang yang membangun masjid layak disebut sebagai imam, walaupun konsep ini tidak diajarkan ke
mazhab lainnya.
[40]Kepemimpinan salat dibagi dalam tiga jenis, yakni imam untuk salat lima waktu, imam salat Jumat dan imam salat lainnya (seperti salat khusuf atau jenazah). Semua
ulama Islam berpendapat bahwa jamaah laki-laki hanya dapat dipimpin oleh seorang imam laki-laki. Bila semua jamaah adalah perempuan, maka baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi imam, asalkan perempuan tidak menjadi imam bagi jamaah laki-laki.
[40]Artikel utama untuk bagian ini adalah:
WudhuMasjid merupakan tempat yang suci,maka jamaah yang datang ke masjid harus dalam keadaan yang suci pula. Sebelum masuk masjid, jamaah harus berwudhu di tempat wudhu yang telah disediakan. Selain itu, jamaah tidak boleh masuk ke masjid dengan menggunakan sepatu atau sandal yang tidak bersih. Jamaah sebisa mungkin harus dalam keadaan rapi, bersih dan tidak dalam keadaan junub. Seorang jamaah dianjurkan untuk
bersiwak sebelum masuk ke masjid, untuk menghindari bau mulut.
[41]Agama Islam menganjurkan untuk berpakaian rapi, sopan, dan bersih dalam beribadah. Jamaah laki-laki dianjurkan memakai baju yang longgar dan bersih. Jamaah perempuan diharuskan memakai jubah yang longgar atau memakai hijab. Baik jamaah laki-laki maupun perempuan tidak boleh memakai pakaian yang memperlihatkan
aurat. Kebanyakan umat Islam memakai baju khas
Timur Tengah seperti jubah atau hijab.
[13] Masjid sebagai tempat untuk beribadah tidak boleh diganggu ketenangannya. Pembicaraan dengan suara yang keras disekitar masjid yang dapat mengganggu jamaah di masjid dilarang. Selain itu, orang tidak boleh berjalan di depan jamaah yang sedang salat.
[42] Para jamaah juga dianjurkan untuk memakai pakaian yang tidak bertulisan maupun berwarna supaya menjaga kekhusyuan salat.
[sunting]Pemisahan gender
Pemisahan antara lelaki dan perempuan di masjid sangat penting, agar tidak menimbulkan syahwat. Posisi jamaah wanita di masjid adalah di belakang jamaah pria.
Nabi Muhammad saw dalam hadisnya: "Tempat ibadah terbaik bagi perempuan adalah di rumah". Bahkan khalifah
Umar bin Khattab melarang wanita untuk salat di masjid.
[43] Pada beberapa masjid di
Asia Tenggara dan
Asia Selatan, jamaah perempuan dipisahkan dengan sebuah hijab atau dibedakan lantainya. Sedangkan di
Masjidil Haram, jamaah perempuan dan anak-anak diberi tempat khusus untuk beribadah.
[44][sunting]Non-muslim di masjid
Berdasarkan pendapat kebanyakan ulama, penganut selain Islam diperbolehkan untuk masuk ke masjid, selama mereka tidak makan atau tidur didalamnya. Tapi,
Mazhab Maliki memiliki pendapat lain yang melarang penganut selain Islam untuk masuk ke masjid dalam keadaan apapun.
[40]Saat ini, di Saudi Arabia, kota
Makkah dan
Madinah hanya diperbolehkan untuk kaum Muslim saja. Sedangkan bagi non-muslim, diarahkan ke kota
Jeddah.
[48]